katarak senilis imatur adalah
Katarak Senilis imatur merupakan salah satu jenis penyakit katarak yang disebabkan oleh faktor penuaan. Penderita katarak senilis biasanya berusia diatas 50 tahun.
Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi berkembangnya penyakit katarak senilis adalah diabetes, kurangnya kalsium, kondisi lingkungan, dan penyakit metabolik.
Katarak senilis merupakan salah satu faktor terbesar terjadinya gangguan penglihatan dan kebutaan di usia lanjut.Tetapi sebagian besar penderita katarak senilis tidak menyadari bahwa dirinya terserang katarak. Hal ini disebabkan pada umur 60 tahun lensa akan mengalami kekeruhan.
Dan umumnya hal itu terjadi pada kedua mata mereka. Sehingga mereka menganggap bahwa gannguan penglihatan mereka terjadi karena umur bukan karena katarak.
Katarak senilis sendiri digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu ;
Gangguan penglihatan pada penderita katarak senilis biasanya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini tergantung dari lokasi dan kematangan katarak.Semua jenis katarak akan terus berkembang dalam mata. Dan biasanya perkembangan katarak yang perlahan tidak mengakibtakan rasa nyeri pada penderitanya.
Namun tak jarang juga katarak bisa mengakibatkan lensa membengkak dan meningkatkan tekanan dalam mata (glaukoma), sehingga akan timbul rada nyeri pada mata.
Gangguan penglihatan yang biasa dialami oleh penderita katarak adalah ;
Jika sudah mengalami gangguan mata yang seperti yang tersebut di atas maka tak ada salahnya kita melakukan pemeriksaaan yang lebih lanjut.
Sehingga kita bisa mengetahui kesehatan mata kita.(nn)
Katarak Senilis Tak Harus Membutakan
Sejauh ini, katarak telah berhasil membutakan tidak kurang dari 1,5 juta penduduk Indonesia. Padahal, katarak bukanlah penyakit yang sifatnya sangat progresif dan langsung bisa merusak saraf penglihatan dalam hitungan hari. Minimnya edukasi dan informasi kepada masyarakat merupakan salah satu hal yang bisa dipersalahkan.
Banyak orang yang belum mengetahui gejala dan tanda kedatangan katarak. Sebagian, justru menganggap penurunan tajam penglihatan akibat katarak merupakan mekanisme penuaan yang wajar dan tidak perlu digubris. Alhasil, mereka datang ke dokter dalam keadaan di mana operasi untuk menyelamatkan daya lihat akan berakhir sia-sia.Istilah katarak merujuk kepada kekeruhan yang terjadi pada lensa mata. Lensa merupakan salah satu media pembiasan pada mata yang kaya dengan protein. Pada saat lensa mengalami kekeruhan, maka penglihatan pun terganggu.
Katarak bukan hanya bisa terjadi pada orang tua sebagai akibat dari penuaan itu sendiri. Pada bayi baru lahir kekeruhan lensa yang terjadi disebut sebagai katarak bawaan. Katarak juga bisa terjadi pada keadaan setelah mata mengalami trauma atau penyakit yang merusak lensa, termasuk penyakit sistemik semisal kencing manis. Pada orang tua, katarak terjadi sebagai akibat dari proses degeneratif dan disebut sebagai katarak senilis.
Sebuah literatur menyebutkan bahwa semua orang tua di usia 55 tahun telah mulai mengalami pengeruhan lensa. Namun, perjalanan penyakitnya berbeda-beda, berpulang kembali kepada yang bersangkutan. Artinya, jika pada A gejala dan tanda katarak muncul 1 tahun berselang, pada B mungkin muncul 10 tahun setelahnya. Sejauh ini, belum ada yang mampu mengemukakan kepastian mengapa katarak senilis bisa terjadi. Perlu diketahui, lensa tidak pernah diperbaharui seumur hidupnya, berbeda dengan kulit yang mengalami siklus mati lalu diganti. Begitupun, lensa terus tumbuh dan membelah.
Untuk memenuhi kebutuhannya akan energi, lensa mata mengadakan rangkaian proses metabolisme. Hasil samping dari proses tersebut adalah senyawa-senyawa radikal bebas. Seiring usia, jumlah antioksidan alami dalam tubuh berkurang sehingga ada radikal bebas yang tidak dinetralkan. Paparan sinar matahari (UV B) juga bisa mengganggu kerja antioksidan, berpotensi untuk merusak protein lensa.Katarak senilis memiliki 4 stadium, yaitu stadium insipien, imatur, matur, dan hipermatur. Tanda dan gejala di masing-masing stadium ini berbeda. Sebaiknya kita kenali dengan baik sebagai salah satu upaya deteksi dini.
Pada stadium insipien kekeruhan yang terjadi sangat minimal. Bahkan, tajam penglihatan bisa jadi hanya menurun sedikit. Keluhan kabur mungkin belum dirasa. Pada stadium insipien, kekeruhan mulai melebar. Cairan dari luar lensa akan masuk ke lensa menyebabkan lensa menggembung. Keluhan kabur mulai terasa. Pada stadium ini, orang-orang yang sebelumnya menderita rabun jauh, akan merasa rabun jauhnya semakin parah. Jika mereka berpenglihatan normal, maka akan kabur saat melihat jauh. Apabila sebelumnya menderita rabun dekat, mereka akan merasa rabun dekatnya sembuh, tidak butuh kaca mata lagi.
Pada stadium matur, kekeruhan telah terjadi pada seluruh lensa. Cairan pun keluar dari lensa. Pada stadium hipermatur, lensa telah mencair dan jatuh ke bawah. Di sini, penglihatan sudah sangat menghilang, kemungkinan hanya bisa melihat cahaya .Secara umum penderita katarak akan mengalami gejala seperti melihat di balik tirai. Kadang kala dijumpai gejala silau, melihat lingkaran pelangi di sisi lampu, atau berbayang.(dr. Roveny)
Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi berkembangnya penyakit katarak senilis adalah diabetes, kurangnya kalsium, kondisi lingkungan, dan penyakit metabolik.
Katarak senilis merupakan salah satu faktor terbesar terjadinya gangguan penglihatan dan kebutaan di usia lanjut.Tetapi sebagian besar penderita katarak senilis tidak menyadari bahwa dirinya terserang katarak. Hal ini disebabkan pada umur 60 tahun lensa akan mengalami kekeruhan.
Dan umumnya hal itu terjadi pada kedua mata mereka. Sehingga mereka menganggap bahwa gannguan penglihatan mereka terjadi karena umur bukan karena katarak.
Katarak senilis sendiri digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu ;
- katarak immatur yaitu keadaan dimana lensa masih memiliki bagian yang jernih
- katarak matur yaitu dimana lensa mata sudah menjadi keruh secara keseluruhan
- dan katarak hipermatur yaitu dimana ada bagian permukaan yang sudah merembes melalui kapsul lensa dan dapat mengakibatkan peradangan pada bagian mata lainnya.
Gangguan penglihatan pada penderita katarak senilis biasanya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini tergantung dari lokasi dan kematangan katarak.Semua jenis katarak akan terus berkembang dalam mata. Dan biasanya perkembangan katarak yang perlahan tidak mengakibtakan rasa nyeri pada penderitanya.
Namun tak jarang juga katarak bisa mengakibatkan lensa membengkak dan meningkatkan tekanan dalam mata (glaukoma), sehingga akan timbul rada nyeri pada mata.
Gangguan penglihatan yang biasa dialami oleh penderita katarak adalah ;
- >sulit untuk memfokuskan penglihatan pada malam hari
- >ketika melihat cahaya akan terasa menyilaukan mata atau ada lingkaran di sekitar cahaya
- >ketajaman penglihatan yang semakin menurun bahkan pada siang hari
- >sering gonta – ganti kacamata dan adanya penglihatan ganda pada salah satu mata.
Jika sudah mengalami gangguan mata yang seperti yang tersebut di atas maka tak ada salahnya kita melakukan pemeriksaaan yang lebih lanjut.
Sehingga kita bisa mengetahui kesehatan mata kita.(nn)
Katarak Senilis Tak Harus Membutakan
Sejauh ini, katarak telah berhasil membutakan tidak kurang dari 1,5 juta penduduk Indonesia. Padahal, katarak bukanlah penyakit yang sifatnya sangat progresif dan langsung bisa merusak saraf penglihatan dalam hitungan hari. Minimnya edukasi dan informasi kepada masyarakat merupakan salah satu hal yang bisa dipersalahkan.
Banyak orang yang belum mengetahui gejala dan tanda kedatangan katarak. Sebagian, justru menganggap penurunan tajam penglihatan akibat katarak merupakan mekanisme penuaan yang wajar dan tidak perlu digubris. Alhasil, mereka datang ke dokter dalam keadaan di mana operasi untuk menyelamatkan daya lihat akan berakhir sia-sia.Istilah katarak merujuk kepada kekeruhan yang terjadi pada lensa mata. Lensa merupakan salah satu media pembiasan pada mata yang kaya dengan protein. Pada saat lensa mengalami kekeruhan, maka penglihatan pun terganggu.
Katarak bukan hanya bisa terjadi pada orang tua sebagai akibat dari penuaan itu sendiri. Pada bayi baru lahir kekeruhan lensa yang terjadi disebut sebagai katarak bawaan. Katarak juga bisa terjadi pada keadaan setelah mata mengalami trauma atau penyakit yang merusak lensa, termasuk penyakit sistemik semisal kencing manis. Pada orang tua, katarak terjadi sebagai akibat dari proses degeneratif dan disebut sebagai katarak senilis.
Sebuah literatur menyebutkan bahwa semua orang tua di usia 55 tahun telah mulai mengalami pengeruhan lensa. Namun, perjalanan penyakitnya berbeda-beda, berpulang kembali kepada yang bersangkutan. Artinya, jika pada A gejala dan tanda katarak muncul 1 tahun berselang, pada B mungkin muncul 10 tahun setelahnya. Sejauh ini, belum ada yang mampu mengemukakan kepastian mengapa katarak senilis bisa terjadi. Perlu diketahui, lensa tidak pernah diperbaharui seumur hidupnya, berbeda dengan kulit yang mengalami siklus mati lalu diganti. Begitupun, lensa terus tumbuh dan membelah.
Untuk memenuhi kebutuhannya akan energi, lensa mata mengadakan rangkaian proses metabolisme. Hasil samping dari proses tersebut adalah senyawa-senyawa radikal bebas. Seiring usia, jumlah antioksidan alami dalam tubuh berkurang sehingga ada radikal bebas yang tidak dinetralkan. Paparan sinar matahari (UV B) juga bisa mengganggu kerja antioksidan, berpotensi untuk merusak protein lensa.Katarak senilis memiliki 4 stadium, yaitu stadium insipien, imatur, matur, dan hipermatur. Tanda dan gejala di masing-masing stadium ini berbeda. Sebaiknya kita kenali dengan baik sebagai salah satu upaya deteksi dini.
Pada stadium insipien kekeruhan yang terjadi sangat minimal. Bahkan, tajam penglihatan bisa jadi hanya menurun sedikit. Keluhan kabur mungkin belum dirasa. Pada stadium insipien, kekeruhan mulai melebar. Cairan dari luar lensa akan masuk ke lensa menyebabkan lensa menggembung. Keluhan kabur mulai terasa. Pada stadium ini, orang-orang yang sebelumnya menderita rabun jauh, akan merasa rabun jauhnya semakin parah. Jika mereka berpenglihatan normal, maka akan kabur saat melihat jauh. Apabila sebelumnya menderita rabun dekat, mereka akan merasa rabun dekatnya sembuh, tidak butuh kaca mata lagi.
Pada stadium matur, kekeruhan telah terjadi pada seluruh lensa. Cairan pun keluar dari lensa. Pada stadium hipermatur, lensa telah mencair dan jatuh ke bawah. Di sini, penglihatan sudah sangat menghilang, kemungkinan hanya bisa melihat cahaya .Secara umum penderita katarak akan mengalami gejala seperti melihat di balik tirai. Kadang kala dijumpai gejala silau, melihat lingkaran pelangi di sisi lampu, atau berbayang.(dr. Roveny)