karangan mengeratkan hubungan kekeluargaan contoh
keluarga merupakan institusi yang penting di dalam sebuah masyarakat. Keutamaan dan sikap tanggungjawab harus dipupuk dalam diri setiap individu, dan ini selalunya bermula di dalam sesebuah keluarga itu sendiri. Namun, pada zaman yang moden ini, hubungan kekeluargaan didapati menjadi semnakin renggang dek tuntutan pekerjaan dan pelajaran.
Komunikasi juga memainkan peranan yang penting di dalam sesebuah hubungan. Ia bagaikan tunggak keluarga. Komunikasi yang baik antara satu sama lain dapat mengelakkan sebarang salah faham dan secara tidak langsung, dapat mengukuhkan hubungan. Kini, bukan para ibu bapa sahaja yang tidak dapat meluangkan masa untuk anak- anak, malah si anak juga sibuk dengan tanggungjawab di sekolah.
Dengan itu, ianya amat penting buat kedua- dua pihak untuk meluangkan masa. Ibu bapa boleh membawa anak- anak mereka untuk membuat aktiviti- aktiviti kekeluargaan pada hari cuti umum ataupun hujung minggu. Contohnya, mereka boleh melakukan aktiviti sukan bersama, ataupun pergi berkelah di tepi pantai yang indah. Ini boleh memupuk hubungan kekeluargaan yang lebih rapat lagi. Seterusnya, sesebuah keluarga juga harus mengutamakan untuk makan bersama. Dengan cara inilah, setiap ahli keluarga dapat berkongsi tentang apa yang mereka lalui pada hari itu dan ini dapat mengeratkan lagi hubungan. Keluarga yang selalunya tidak makan bersama, akan menjadi lebih renggang kerana ada suatu keruntuhan dari segi komunikasi. Akhir sekali, sebagai keluarga yang beragama Islam, ahli keluarga sepatutnya sembahyang berjemaah di rumah.
Ada beberapa hal yang patut anda perhatikan dalam upaya menumbuhkan keluarga bahagia menurut ajaran Islam atau dalam menghadapi berbagai persoalan, diantaranya;
1. Fikrah yang jelas
Pemikiran Islami tentang tujuan-tujuan dakwah dan kehidupan keluarga merupakan unsur pentng dalam perkawinan. Ini adalah syarat utama.Keluarga islami bukanlah keluarga yang tenang tanpa gejolak. Bukan pula keluarga yang berjalan di atas ketidakjelasan tujuan sehingga melahirkan kebahagiaan semu. Kalaulah Umar bin Khattab menggebah para pedagang di pasar yang tidak memahami fiqih (perdagangan), maka layak dipandang sebagai sebuah kekeliruan besar seseorang yang menikah namun tak memahami dengan jelas apa hakekat pernikahan dalam Islam dan bagaimana kaitannya dengan kemajuan dakwah.
2. Penyatuan idealisme
Ketika ijab qobul dikumandangkan di depan wali, sebenarnya yang bersatu bukanlah sekedar jasad dua makhluk yang berlainan jenis. Pada detik itu sesungguhnya tengah terjadi pertemuan dua pemikiran, perjumpaan dua tujuan hidup dan perkawinan dua pribadi dengan tingkat keimanan masing-masing. Karena itu, penyatuan pemikiran dan idealisme akan menyempurnakan pertemuan fisik kedua insan.
3. Mengenal karakter pribadi
Kepribadian manusia ditentukan oleh berbagai unsur lingkungan: nilai yang diyakini dan pengaruh sosialisasi perilaku lingkungan terdekat serta lingkungan internal (sifat bawaan) itu sendiri. Mengenal secara jelas karakter pasangan hidup adalah bekal utama dalam upaya penyesuaian, penyeimbangan dan bahkan perbaikan. Satu catatan penting mengenai hal ini ialah anda harus menyediakan kesabaran selama proses pengenalan itu berlangsung, sebab hal itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
4. Pemeliharaan kasih sayang
Sikap rahmah (kasih sayang) kepada pasangan hidup dan anak-anak merupakan tulang punggung kelangsungan keharmonisan keluarga. Rasulullah SAW menyapa Aisyah dengan panggilan yang memanjakan, dengan gelar yang menyenangkan hati. Bahkan beliau membolehkan seseorang berdiplomasi kepada pasangan hidupnya dalam rangka membangun kasih sayang. Suami atau isteri harus mampu menampilkan sosok diri dan pribadi yang dapat menumbuhkan rasa tenteram, senang kerinduan. Ingat, di atas rasa kasih sayanglah pasangan hidup dapat membagi beban, meredam kemelut dan mengurangi rasa lapar.
5. Kontinuitas pendidikan
Tarbiyah (pendidikan) merupakan kebutuhan asasi setiap manusia. Para suami yang telah aktif dalam medan dakwah biasanya akan mudah mendapatkan hal ini. Namun, isteri juga memiliki hak yang sama. Penyelenggaraannya merupakan tanggung jawab suami khususnya, kaum lelaki muslim umumnya. Itulah sebabnya Rasulullah SAW meluluskan permintaan ta’lim (pengajaran) para wanita muslimah yang datang kepada beliau. Beliau memberikan kesempatan khusus bagi pembinaan wanita dan kaum ibu (ummahaat). Perbedaan perlakuan tarbiyah antara suami dan isteri akan membuat timpang pasangan itu dan akibatnya tentu kegoncangan rumah tangga.
6 Penataan ekonomi
Turunnya Surat al Ahzab yang berkaitan dengan ultimatum Allah SWT kepada para isteri Nabi SAW, erat kaitannya dengan persoalan ekonomi. Islam dengan tegas telah melimpahkan tanggung jawab nafkah kepada suami, tanpa melarang isteri membantu beban ekonomi suami jika kesempatan dan peluang memang ada, dan tentu selama masih berada dalam batas-batas syari’ah. Ditengah-tengah tanggung jawab dakwahnya, suami harus bekerja keras agar dapat memberikan pelayanan fisik kepada keluarga. Sedangkan qanaah (bersyukur atas seberapa pun hasil yang diperoleh) adalah sikap yang patut ditampilkan isteri. Persoalan-persoalan teknis yang menyangkut pengelolaan ekonomi keluarga dapat dimusyawarahkan dan dibuat kesepakatan antara suami dan isteri. Kebahagiaan dan ketenangan akan lahir jika di atas kesepakatan tersebut dibangun sikap amanah (benar dan jujur).
Wujudkan Keluarga Sehat dan Sejahtera melalui Sosialisasi Pembentukan Tribina Percntohan
Sosialisasi BKB
Denpasar (KLA.or.id) – Sosialisasi Panduan Pembentukan Tribina Percontohan untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera.Hal ini disampaikan oleh A.A Gde Bagus Punarbawa,SE., Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera pada Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Denpasar, dalam Sosialisasi Panduan Pembentukan Tribina Percontohan, di Banjar Taman, Kelurahan Sanur, Kecamatan Denpasar Timur, Senin (05/03).
Punarbawa menambahkan, sosialisasi ini bertujuan untuk menyediakan informasi dan penyuluhan bagi keluarga dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang balita, anak, remaja serta peningkatan kualitas hidup lansia dalam rangka meningkatkan kesertaan, pembinaan dan kemandirian ber-KB bagi anggota kelompok dan mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera. Kegiatan ini juga dilaksanakan dalam rangka Pembinaan Bina Keluarga Balita (BKB), serta persiapan Evaluasi BKB Tingkat Propinsi Bali.
Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh Kabid Data dan Informasi pada Badan KB dan PP Kota Denpasar, Kasubid KB/KS pada badan KB dan PP Kota Denpasar, TP PKK Banjar Taman,Kelurahan Sanur, Kepala UPT, Koordinator dan PLKB Kecamatan Denpasar Timur. Dalam sosialisasi dibahas Prosedur Pembentukan Kelompok Tribina Percontohan, Kegiatan Pengembangan Kelompok, serta kriteria kelompok percontohan.
Melalui sosialisasi tersebut diharapkan agar dapat tercipta Keluarga Sehat dan Sejahtera di Kota Denpasar yang nantinya dapat mendukung terwujudnya Denpasar Kota Layak Anak (Ami).
Komunikasi juga memainkan peranan yang penting di dalam sesebuah hubungan. Ia bagaikan tunggak keluarga. Komunikasi yang baik antara satu sama lain dapat mengelakkan sebarang salah faham dan secara tidak langsung, dapat mengukuhkan hubungan. Kini, bukan para ibu bapa sahaja yang tidak dapat meluangkan masa untuk anak- anak, malah si anak juga sibuk dengan tanggungjawab di sekolah.
Dengan itu, ianya amat penting buat kedua- dua pihak untuk meluangkan masa. Ibu bapa boleh membawa anak- anak mereka untuk membuat aktiviti- aktiviti kekeluargaan pada hari cuti umum ataupun hujung minggu. Contohnya, mereka boleh melakukan aktiviti sukan bersama, ataupun pergi berkelah di tepi pantai yang indah. Ini boleh memupuk hubungan kekeluargaan yang lebih rapat lagi. Seterusnya, sesebuah keluarga juga harus mengutamakan untuk makan bersama. Dengan cara inilah, setiap ahli keluarga dapat berkongsi tentang apa yang mereka lalui pada hari itu dan ini dapat mengeratkan lagi hubungan. Keluarga yang selalunya tidak makan bersama, akan menjadi lebih renggang kerana ada suatu keruntuhan dari segi komunikasi. Akhir sekali, sebagai keluarga yang beragama Islam, ahli keluarga sepatutnya sembahyang berjemaah di rumah.
Ada beberapa hal yang patut anda perhatikan dalam upaya menumbuhkan keluarga bahagia menurut ajaran Islam atau dalam menghadapi berbagai persoalan, diantaranya;
1. Fikrah yang jelas
Pemikiran Islami tentang tujuan-tujuan dakwah dan kehidupan keluarga merupakan unsur pentng dalam perkawinan. Ini adalah syarat utama.Keluarga islami bukanlah keluarga yang tenang tanpa gejolak. Bukan pula keluarga yang berjalan di atas ketidakjelasan tujuan sehingga melahirkan kebahagiaan semu. Kalaulah Umar bin Khattab menggebah para pedagang di pasar yang tidak memahami fiqih (perdagangan), maka layak dipandang sebagai sebuah kekeliruan besar seseorang yang menikah namun tak memahami dengan jelas apa hakekat pernikahan dalam Islam dan bagaimana kaitannya dengan kemajuan dakwah.
2. Penyatuan idealisme
Ketika ijab qobul dikumandangkan di depan wali, sebenarnya yang bersatu bukanlah sekedar jasad dua makhluk yang berlainan jenis. Pada detik itu sesungguhnya tengah terjadi pertemuan dua pemikiran, perjumpaan dua tujuan hidup dan perkawinan dua pribadi dengan tingkat keimanan masing-masing. Karena itu, penyatuan pemikiran dan idealisme akan menyempurnakan pertemuan fisik kedua insan.
3. Mengenal karakter pribadi
Kepribadian manusia ditentukan oleh berbagai unsur lingkungan: nilai yang diyakini dan pengaruh sosialisasi perilaku lingkungan terdekat serta lingkungan internal (sifat bawaan) itu sendiri. Mengenal secara jelas karakter pasangan hidup adalah bekal utama dalam upaya penyesuaian, penyeimbangan dan bahkan perbaikan. Satu catatan penting mengenai hal ini ialah anda harus menyediakan kesabaran selama proses pengenalan itu berlangsung, sebab hal itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
4. Pemeliharaan kasih sayang
Sikap rahmah (kasih sayang) kepada pasangan hidup dan anak-anak merupakan tulang punggung kelangsungan keharmonisan keluarga. Rasulullah SAW menyapa Aisyah dengan panggilan yang memanjakan, dengan gelar yang menyenangkan hati. Bahkan beliau membolehkan seseorang berdiplomasi kepada pasangan hidupnya dalam rangka membangun kasih sayang. Suami atau isteri harus mampu menampilkan sosok diri dan pribadi yang dapat menumbuhkan rasa tenteram, senang kerinduan. Ingat, di atas rasa kasih sayanglah pasangan hidup dapat membagi beban, meredam kemelut dan mengurangi rasa lapar.
5. Kontinuitas pendidikan
Tarbiyah (pendidikan) merupakan kebutuhan asasi setiap manusia. Para suami yang telah aktif dalam medan dakwah biasanya akan mudah mendapatkan hal ini. Namun, isteri juga memiliki hak yang sama. Penyelenggaraannya merupakan tanggung jawab suami khususnya, kaum lelaki muslim umumnya. Itulah sebabnya Rasulullah SAW meluluskan permintaan ta’lim (pengajaran) para wanita muslimah yang datang kepada beliau. Beliau memberikan kesempatan khusus bagi pembinaan wanita dan kaum ibu (ummahaat). Perbedaan perlakuan tarbiyah antara suami dan isteri akan membuat timpang pasangan itu dan akibatnya tentu kegoncangan rumah tangga.
6 Penataan ekonomi
Turunnya Surat al Ahzab yang berkaitan dengan ultimatum Allah SWT kepada para isteri Nabi SAW, erat kaitannya dengan persoalan ekonomi. Islam dengan tegas telah melimpahkan tanggung jawab nafkah kepada suami, tanpa melarang isteri membantu beban ekonomi suami jika kesempatan dan peluang memang ada, dan tentu selama masih berada dalam batas-batas syari’ah. Ditengah-tengah tanggung jawab dakwahnya, suami harus bekerja keras agar dapat memberikan pelayanan fisik kepada keluarga. Sedangkan qanaah (bersyukur atas seberapa pun hasil yang diperoleh) adalah sikap yang patut ditampilkan isteri. Persoalan-persoalan teknis yang menyangkut pengelolaan ekonomi keluarga dapat dimusyawarahkan dan dibuat kesepakatan antara suami dan isteri. Kebahagiaan dan ketenangan akan lahir jika di atas kesepakatan tersebut dibangun sikap amanah (benar dan jujur).
Wujudkan Keluarga Sehat dan Sejahtera melalui Sosialisasi Pembentukan Tribina Percntohan
Sosialisasi BKB
Denpasar (KLA.or.id) – Sosialisasi Panduan Pembentukan Tribina Percontohan untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera.Hal ini disampaikan oleh A.A Gde Bagus Punarbawa,SE., Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera pada Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Denpasar, dalam Sosialisasi Panduan Pembentukan Tribina Percontohan, di Banjar Taman, Kelurahan Sanur, Kecamatan Denpasar Timur, Senin (05/03).
Punarbawa menambahkan, sosialisasi ini bertujuan untuk menyediakan informasi dan penyuluhan bagi keluarga dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang balita, anak, remaja serta peningkatan kualitas hidup lansia dalam rangka meningkatkan kesertaan, pembinaan dan kemandirian ber-KB bagi anggota kelompok dan mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera. Kegiatan ini juga dilaksanakan dalam rangka Pembinaan Bina Keluarga Balita (BKB), serta persiapan Evaluasi BKB Tingkat Propinsi Bali.
Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh Kabid Data dan Informasi pada Badan KB dan PP Kota Denpasar, Kasubid KB/KS pada badan KB dan PP Kota Denpasar, TP PKK Banjar Taman,Kelurahan Sanur, Kepala UPT, Koordinator dan PLKB Kecamatan Denpasar Timur. Dalam sosialisasi dibahas Prosedur Pembentukan Kelompok Tribina Percontohan, Kegiatan Pengembangan Kelompok, serta kriteria kelompok percontohan.
Melalui sosialisasi tersebut diharapkan agar dapat tercipta Keluarga Sehat dan Sejahtera di Kota Denpasar yang nantinya dapat mendukung terwujudnya Denpasar Kota Layak Anak (Ami).