mencintai karena allah dan membenci karena allah
Mencintai Allah SWT, berarti mencintai Rasulullah SAW, dan mencintai seseorang karena Allah, berarti menjaga kesesuaian cinta itu dengan tuntunan Allah SWT serta tuntunan Rasulullah SAW.
Tidaklah Allah SWT mengabarkan sebuah larangan kecuali tersimpan dibaliknya keburukan-keburukan yang dapat merendahkan manusia, menyusahkan manusia, merusak manusia, bahkan menghancurkan manusia dan lingkungannya. Dan tidaklah Allah SWT memerintahkan sesuatu kepada kita kecuali ianya untuk memuliakan manusia, memudahkan manusia, memperbaiki manusia, bahkan memberi manfaat yang sangat besar kepada manusia dan lingkungannya.
Berbicara tentang perasaan cinta, tidak ada yang berbeda antara mereka yang beriman dan mereka yang tidak beriman. Fitrah manusia untuk mencintai dan dicintai dikaruniakan Allah SWT bagi setiap manusia. Fitrah manusia untuk saling merindui, berkasih sayang, merasakan sentuhan. Tetapi penyikapan dan pemenuhan fitrah tadi, seharusnya dalam koridor keimanan kita kepada Allah SWT.
Mencintai tak harus memiliki
Jika kita mencintai kemudian orang yang kita cintai ternyata tak membalas cinta kita apakah kita tidak akan menikah karena hanya ingin mencintai dirinya? Sungguh tentu tidak bukan? Karena kita mencintai dan kemudian menikahi karena ingin MENJAGA KEHORMATAN kita, betul? Jika Allah menjauhkan seseorang yang kita cintai, itu berarti Allah sedang mendekatkan kita kepada seseorang yang pantas kita cintai menurut-Nya. Maka janganlah kita bersedih .
La Takhaf Wa La Tahzan. Innallaha Ma’ana “Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih hati. Sesungguhnya Allah ada bersama kita”
“Tiga golongan yang Allah pasti akan menolong mereka: budak yang hendak menebus dirinya, seorang yang menikah dengan tujuan menjaga kehormatanya dari perkara-perkara yang diharamkan, dan seorang yang berjihad di jalan Allah.” (HR. An-Nasa’i)
Itulah kenapa ketika kita mengetahui bahwa Islam memberi batasan-batasan yang ketat dalam kaitannya dengan cinta. Apalagi sehubungan dengan hubungan antara lawan jenis pada masa pra-nikah ini. Kita berusaha untuk memenuhinya, karena inilah bentuk cinta Allah SWT yang sangat mengetahui tentang karakter ciptaan-Nya dari ciptaan-Nya itu sendiri.
Mencintai karena Allah berarti menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.
1Tidak bersentuhan
Dari Ma’qil bin Yasar RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: “ Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu masih lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir). Dari Aisyah berkata: “Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat.” (HR. Bukhari 4891)
2Tidak berdua-duan
Barangsiapa yang bermain pada Allah dan hari akhir maka hendaknya tidak berkhalwat (berdua-duan) dengan perempuan bukan mahram karena pihak ketiga adalah setan. (HR. Ahmad)
3tidak pegang-pegangan
Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang jelek” (Q. S. Al Isra 32)
Mencintai Allah SWT, berarti mencintai Rasulullah SAW, dan mencintai seseorang karena Allah, berarti menjaga kesesuaian cinta itu dengan tuntunan Allah SWT serta tuntunan Rasulullah SAW.
membenci karena allah
Berdo’a
Setelah Abdullah mengaminkan do’a sahabatnya itu, beliau pula berdo’a,”Ya Allah, biarkanlah aku menemui musuh-musuhku dari kalangan mereka yang gagah dan mereka menyerangku dengan kemarahan yang amat membara. Biarlah kuperangi mereka dengan kekuatanku, jika mereka berhasil membunuhku, aku ridha ya Allah, biarlah mereka memotong telinga dan hidungku agar di hari kiamat nanti Engkau akan memanggilku dan bertanya kepadaku: Wahai Abdullah! Menggapa hidung dan telingamu bisa bercerai dari jasadmu? Aku akan menjawab di hadapan-Mu : “Semuanya telah hilang karena mengharap keridhaan dan kecintaan-Mu ya Allah. “Benar, tentu semua yang hilang itu adalah di jalan-Ku!”
Pada keesokan harinya, peperanpan telag meninggalkan jasad para syahid yang dimuliakan Allah SWT. Saat itu, ketika melihat Abdullah telah kembali ke sisi Allah SWT, Saad berkata: “Do’a Abdullah lebih mulia dari do’aku, aku melihat hidung dan telinganya di ikat pakai benang (karena ia telah dipisahkan dari badannya).“
Kekuatan cinta kepada Allah SWT
“Barang siapa yang cinta karena Allah, benci karena Allah, memberi karena Allah, menahannya karena Allah, maka dia telah menyempurnakan imannya.” (Hadits riwayat Abu Dawud)
Tidaklah Allah SWT mengabarkan sebuah larangan kecuali tersimpan dibaliknya keburukan-keburukan yang dapat merendahkan manusia, menyusahkan manusia, merusak manusia, bahkan menghancurkan manusia dan lingkungannya. Dan tidaklah Allah SWT memerintahkan sesuatu kepada kita kecuali ianya untuk memuliakan manusia, memudahkan manusia, memperbaiki manusia, bahkan memberi manfaat yang sangat besar kepada manusia dan lingkungannya.
Berbicara tentang perasaan cinta, tidak ada yang berbeda antara mereka yang beriman dan mereka yang tidak beriman. Fitrah manusia untuk mencintai dan dicintai dikaruniakan Allah SWT bagi setiap manusia. Fitrah manusia untuk saling merindui, berkasih sayang, merasakan sentuhan. Tetapi penyikapan dan pemenuhan fitrah tadi, seharusnya dalam koridor keimanan kita kepada Allah SWT.
Mencintai tak harus memiliki
Jika kita mencintai kemudian orang yang kita cintai ternyata tak membalas cinta kita apakah kita tidak akan menikah karena hanya ingin mencintai dirinya? Sungguh tentu tidak bukan? Karena kita mencintai dan kemudian menikahi karena ingin MENJAGA KEHORMATAN kita, betul? Jika Allah menjauhkan seseorang yang kita cintai, itu berarti Allah sedang mendekatkan kita kepada seseorang yang pantas kita cintai menurut-Nya. Maka janganlah kita bersedih .
La Takhaf Wa La Tahzan. Innallaha Ma’ana “Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih hati. Sesungguhnya Allah ada bersama kita”
“Tiga golongan yang Allah pasti akan menolong mereka: budak yang hendak menebus dirinya, seorang yang menikah dengan tujuan menjaga kehormatanya dari perkara-perkara yang diharamkan, dan seorang yang berjihad di jalan Allah.” (HR. An-Nasa’i)
Itulah kenapa ketika kita mengetahui bahwa Islam memberi batasan-batasan yang ketat dalam kaitannya dengan cinta. Apalagi sehubungan dengan hubungan antara lawan jenis pada masa pra-nikah ini. Kita berusaha untuk memenuhinya, karena inilah bentuk cinta Allah SWT yang sangat mengetahui tentang karakter ciptaan-Nya dari ciptaan-Nya itu sendiri.
Mencintai karena Allah berarti menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.
1Tidak bersentuhan
Dari Ma’qil bin Yasar RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: “ Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu masih lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir). Dari Aisyah berkata: “Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat.” (HR. Bukhari 4891)
2Tidak berdua-duan
Barangsiapa yang bermain pada Allah dan hari akhir maka hendaknya tidak berkhalwat (berdua-duan) dengan perempuan bukan mahram karena pihak ketiga adalah setan. (HR. Ahmad)
3tidak pegang-pegangan
Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang jelek” (Q. S. Al Isra 32)
Mencintai Allah SWT, berarti mencintai Rasulullah SAW, dan mencintai seseorang karena Allah, berarti menjaga kesesuaian cinta itu dengan tuntunan Allah SWT serta tuntunan Rasulullah SAW.
membenci karena allah
Setelah Abdullah mengaminkan do’a sahabatnya itu, beliau pula berdo’a,”Ya Allah, biarkanlah aku menemui musuh-musuhku dari kalangan mereka yang gagah dan mereka menyerangku dengan kemarahan yang amat membara. Biarlah kuperangi mereka dengan kekuatanku, jika mereka berhasil membunuhku, aku ridha ya Allah, biarlah mereka memotong telinga dan hidungku agar di hari kiamat nanti Engkau akan memanggilku dan bertanya kepadaku: Wahai Abdullah! Menggapa hidung dan telingamu bisa bercerai dari jasadmu? Aku akan menjawab di hadapan-Mu : “Semuanya telah hilang karena mengharap keridhaan dan kecintaan-Mu ya Allah. “Benar, tentu semua yang hilang itu adalah di jalan-Ku!”
Pada keesokan harinya, peperanpan telag meninggalkan jasad para syahid yang dimuliakan Allah SWT. Saat itu, ketika melihat Abdullah telah kembali ke sisi Allah SWT, Saad berkata: “Do’a Abdullah lebih mulia dari do’aku, aku melihat hidung dan telinganya di ikat pakai benang (karena ia telah dipisahkan dari badannya).“
Kekuatan cinta kepada Allah SWT
Kekuatan cinta kepada Allah SWT bisa merubah pemikiran dan perasaan. Orang yang mencintai Allah memikiki perasaan yang tunduk pada kehendak Allah. Dia marah ketika Allah murka, dia benci ketika Allah benci, dia pun suka dan sayang ketika Allah sayang. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya:
“Barang siapa yang cinta karena Allah, benci karena Allah, memberi karena Allah, menahannya karena Allah, maka dia telah menyempurnakan imannya.” (Hadits riwayat Abu Dawud)