melempar jumrah di mina l mekah saat naik haji
Ini merupakan bagian yang paling sibuk dari upacara lima hari, ketika lautan manusia berjalan mengitari tiga patung secara bergelombang, untuk melempari setan. Para jemaah melemparkan kerikil sebagai simbol dalam tradisi nabi Ibrahim, nabi yang menolak setan yang datang tiga kali membujuknya.
Pihak berwenang Arab Saudi mengatakan telah mengambil langkah-langkah tambahan, termasuk menyediakan jalur kereta api kecil untuk menjamin keselamatan orang yang melakukan ritual haji, salah satu dari lima pilar rukun Islam. Haji diwajibkan bagi umat Islam yang sehat dan mampu.
baris video :
Apa itu jumrah .?
Dalam bahasa Arab, “Jumrah” ialah batu kerikil kecil. Di Mina, jumrah yang dianjurkan dalam manasik haji ada tiga, yaitu al-jumrat al-sufhra (jumrah kecil/pertama), al- jumrat al-wustha (jumrah pertengahan/kedua), dan al-jumrat al-aqobah (jumrah aqobah).
Dalam rangkaian manasik haji, kita di wajibkan untuk melempar jumrah dalam rangka memenuhi perintah Allah sekaligus mengikuti tradisi atau sunnah nenek moyang kita, Nabi Ibrahim as. Allah berfirman (“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia”) Qs al-Mumtahanah/60:4 dan merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW yang mengatakan, “Contohlah dariku dalam manasik kalian.”
Makna lempar jumrah
Di dalam sebuah kegiatan selalu ada makna yang terkandung di bawah ini adalah 3 makna yang terkandung
1. melempar jumrah menunjukkan secara simbolik perlawanan dan permusuhan kita kepada setan.
2 Allah Subhanahu wata’ala berfirman (“Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu, maka aggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.”) Qs. Fathir/35:6.
3 Ketika kita melempar tiang-tiang dalam jumrah, sesungguhnya terkandung di dalamnya kemarahan dan penghinaan kita kepada setan.
Tanggal pelaksaan jumrah :
10 Zulhijah, setelah pagi di Muzdalifah, jamaah segera menuju Mina untuk melaksanakan ibadah Jumrah Aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh kali ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir setan. Setelah mencukur rambut atau sebagian rambut, jamaah bisa Tawaf Haji (menyelesaikan Haji), atau bermalam di Mina dan melaksanakan jumrah sambungan (Ula dan Wustha).
11 Zulhijah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
12 Zulhijah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
Lama pelaksaan jumrah
Melontar jumrah sedikitnya dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut yaitu pada tanggal 10, 11 dan 12 dzulhijah. Ada tiga tugu jumrah yang harus dilontar masing-masing 7 kali lontaran dengan kerikil kecil yang sebelumnya sudah dipersiapkan.
Esoknya pada tanggal 10 dzulhijah yang juga merupakan hari Raya Qurban, jamaah haji cukup melontar satu tugu jumrah saja yaitu jumrah ketiga yang disebut Jumrah Aqobah dengan tujuh kali lontaran.
Pihak berwenang Arab Saudi mengatakan telah mengambil langkah-langkah tambahan, termasuk menyediakan jalur kereta api kecil untuk menjamin keselamatan orang yang melakukan ritual haji, salah satu dari lima pilar rukun Islam. Haji diwajibkan bagi umat Islam yang sehat dan mampu.
baris video :
kdua
ketiga
ketiga ;
keempat
kelima
Apa itu jumrah .?
Dalam bahasa Arab, “Jumrah” ialah batu kerikil kecil. Di Mina, jumrah yang dianjurkan dalam manasik haji ada tiga, yaitu al-jumrat al-sufhra (jumrah kecil/pertama), al- jumrat al-wustha (jumrah pertengahan/kedua), dan al-jumrat al-aqobah (jumrah aqobah).
Dalam rangkaian manasik haji, kita di wajibkan untuk melempar jumrah dalam rangka memenuhi perintah Allah sekaligus mengikuti tradisi atau sunnah nenek moyang kita, Nabi Ibrahim as. Allah berfirman (“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia”) Qs al-Mumtahanah/60:4 dan merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW yang mengatakan, “Contohlah dariku dalam manasik kalian.”
Makna lempar jumrah
Di dalam sebuah kegiatan selalu ada makna yang terkandung di bawah ini adalah 3 makna yang terkandung
1. melempar jumrah menunjukkan secara simbolik perlawanan dan permusuhan kita kepada setan.
2 Allah Subhanahu wata’ala berfirman (“Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu, maka aggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.”) Qs. Fathir/35:6.
3 Ketika kita melempar tiang-tiang dalam jumrah, sesungguhnya terkandung di dalamnya kemarahan dan penghinaan kita kepada setan.
Tanggal pelaksaan jumrah :
10 Zulhijah, setelah pagi di Muzdalifah, jamaah segera menuju Mina untuk melaksanakan ibadah Jumrah Aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh kali ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir setan. Setelah mencukur rambut atau sebagian rambut, jamaah bisa Tawaf Haji (menyelesaikan Haji), atau bermalam di Mina dan melaksanakan jumrah sambungan (Ula dan Wustha).
11 Zulhijah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
12 Zulhijah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
Lama pelaksaan jumrah
Melontar jumrah sedikitnya dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut yaitu pada tanggal 10, 11 dan 12 dzulhijah. Ada tiga tugu jumrah yang harus dilontar masing-masing 7 kali lontaran dengan kerikil kecil yang sebelumnya sudah dipersiapkan.
Esoknya pada tanggal 10 dzulhijah yang juga merupakan hari Raya Qurban, jamaah haji cukup melontar satu tugu jumrah saja yaitu jumrah ketiga yang disebut Jumrah Aqobah dengan tujuh kali lontaran.