-->

pengertian analisis kuantitatif menurut para ahli

Analisis data merupakan salah satu langkah dalam kegiatan penelitian yang tidak boleh diabaikan. Kejelian dan ketelitian dalam melihat permasalahan dan jenis data yang diperoleh, sangat diperlukan untuk dapat menentukan jenis analisis yang paling tepat. Kesalahan dalam memilih teknik analisis akan berakibat fatal dalam pengambilan kesimpulan. Oleh karena itu sebelum menentukan teknik analisis apa yang harus dipakai, perlu dilihat kembali jenis hipotesis yang akan diujinya, apakah deskriptif, komparatif atau korelasional. Jika sudah diketahui selanjutnya melacak jenis data yang diperoleh dari setiap variabel yang diteliti, apakah datanya kuantitatif atau kualitatif. Jika sudah ditemukan baru menentukan teknik analisis yang dapat digunakan.

Metode Penelitian Kuantitatif
Metode yang dipergunakan dalam penelitian kuantitatif, khusunya kuantitatif analitik adalah metode dedutif. Dalam metoda ini teori ilmiah yang telah diterima kebenarannya dijadikan acuan dalam mencari kebenaran selanjutnya. Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial, dan Politik (2000: 6) menyatakan bahwa pada dasarnya metoda ilmiah merupakan cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuannya berdasarkan :

Kerangka pemikiran yang bersifat logis dengan argumentasi yang bersifat konsisten dengan pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun;
Menjabarkan hipotesis yang merupakan deduksi dari kerangka pemikiran tersebut; dan
Melakukan verifikasi terhadap hipotesis termaksud untuk menguji kebenaran pernyataannya secara faktual.

Selanjutnya Jujun menyatakan bahwa kerangka berpikir ilmiah yang berintikan proses logico-hypothetico-verifikatif ini pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut (Suriasumantri, 2005 : 127-128).

Definisi Penelitian Kuantitatif
Kasiram (2008: 149) dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, mendifinisikan penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.

Tujuan Analisis Data Kuantitatif Analisis data dimaksudkan untuk memahami apa yang terdapat di balik semua data tersebut, mengelompokannya, meringkasnya menjadi suatu yang kompak dan mudah dimengerti, serta menemukan pola umum yang timbul dari data tersebut. Dalam analisis data kuantitatif, apa yang dimaksud dengan mudah dimengerti dan pola umum itu terwakili dalam bentuk simbol-simbol statistik, yang dikenal dengan istilah notasi, variasi, dan koefisien. Seperti rata-rata ( u = miu), jumlah (E = sigma), taraf signifikansi (a = alpha), koefisien korelasi (p = rho), dan sebagainya.

Analisis Data Kuantitatif Dalam penelitian kuantitatif, proses pelaksanaan secara linear, mulai dari latar belakang masalah, merumuskan masalah, kemudian merumuskan hipotesis, penyusunan instrument penelitian, menetukan populasi dan subjek penelitian, melaksanakan pengumpulan data dan analisis data, terakhir pelaporan hasil penelitan. Untuk melakukan analisis kuantitatif, peneliti harus mampu memahami bentuk statistic yang digunakan dalam penelitian sebelum memulai analisis data statistic merupakan alat bantu yang digunakan peneliti untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan memahami hubungan antara variable-variabel yang diteliti. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan analisis statistic. Analisis statistic adalah cara untuk mengolah informasi data (kuantitatif) yang berhubungan dengan angka-angka , bagaimana mencari, mengumpul, mengolah data, sehingga sampai menyajikan data dalam bentuk sederhana dan mudah untuk dibaca atau data yang diperoleh dapat dimaknai (diinterpretasikan). Terdapat dua statstik yang dapat digunakan dalam proses analisis data kuantitatif, yaitu: Analisis Statistik Deskriptif (Descrptive Statistics) dan analisis statistic Inferensi (Inferential Statistics). Sebelum peneliti menggunakan statistic untuk menganalisis data penelitian, peneliti harus memahami ciri-ciri variabel-variabel yang diteliti. Untuk bisa mengukur variabel-varibel yang diteliti , peneliti harus memahami skala apa yang sesuai diguanakan untuk setiap variabel-variabel tersebut. Skala pengukuran yang umumnya dikenal dalam penelitian kuantitatif, yaitu (Skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio) . Adapun skala pengukuran yang di atas ini dapat digunakan di berbagai penelitian dalam bidang sains social dan pendidikan. Para ahli psikologi lebih menekankan kepada penggunaan instrument untuk mengukur perilaku manusia atau sering disebut sebagai skala sikap. Skala sikap yang digunakan dalam penelitian social dan pendidikan adalah sebagai berikut: (Skala Likert, Skala Guttman, Skala Ranting, dll).

Introduction: Qualitative vs. Quantitative Research?

There has been an ongoing debate on the appropriateness of different approaches and methods in social research. As a matter of fact, many authors point to the heated discussions, sometimes even "wars" (the so-called "paradigm war"), between the adherents of quantitative (so-called "QUANs") and qualitative research (so-called "QUALs") designs (e.g. BRANNEN, 1992, pp.3-5; BRYMAN, 2004, pp.452-454; HAMMERSLEY, 1992, pp.39-41; KELLE, 2001, [1]-[5]; TASHAKKORI & TEDDLIE, 1998, pp.3-13). One main characteristic of this dispute seems to be the dichotomous way in which qualitative and quantitative research (methods) were presented as well as the resulting strict contraposition of the two (cf. also BRYMAN, 1992, pp.57-59)1). CASSELL and SYMON (1994) for instance give the following list of defining characteristics for qualitative research:

"a focus on interpretation rather than quantification; an emphasis on subjectivity rather than objectivity; flexibility in the process of conducting research; an orientation towards process rather than outcome; a concern with context—regarding behaviour and situation as inextricably linked in forming experience; and finally, an explicit recognition of the impact of the research process on the research situation" (p.7). [1]

On the one hand, this definition puts forth the main points of what qualitative research is about, but it also demonstrates how it is positioned or tries to position itself in contrast to quantitative research. NEUMAN (1997) goes even further by stating that there are basically two categories of data collection techniques: quantitative and qualitative (p.30). While the first means collecting data in the form of numbers the second means collecting data in the form of words or pictures (ibid.). This is of course only a very superficial and over-simplified assumption of the distinction between quantitative and qualitative research methods. [2]

Moreover, qualitative research methods have often faced acceptance problems and academic and disciplinary resistances, which are partly due to the politics embedded in this field of discourse (cf. e.g. DENZIN & LINCOLN, 2000, p.7): qualitative researchers are called journalists, or soft scientists, and their work is termed unscientific, or only exploratory, or subjective. However, great efforts have also been made to reconcile both sides (or, where not possible, at least to soothe the dispute), thus providing the opportunity to exploit the advantages of both approaches and opening the way for synergy effects (e.g. MAYRING, 2001, [3]-[9]; TASHAKKORI & TEDDLIE, 1998, pp.16ff). These attempts share the conception that qualitative and quantitative methods should be viewed as complementary rather than as rival camps (JICK, 1979, p.602). This has led to the appearance of mixed method approaches and the use of triangulation (e.g. BRYMAN, 2004, pp.454ff.; CRESWELL, 2003, pp.208ff.; JICK, 1979, p.602; cf. also Section 5.1). Besides, in the course of the last century (especially the second half of it), the development of qualitative methods showed impressive advances and results, thus helping to gain more acceptance not only in the field of social research (cf. e.g. MAYRING, 2002, pp.9-18). [3]

This paper also aims at helping to overcome the strict contraposition of qualitative and quantitative research. As the following sections will show, the combination and mixing of different research methods bears an enormous potential for the advancement of social research. [4]
Facebook CommentsShowHide

0 komentar

berkomentralah sewajarnya salam saya untuk @BangRinalPurba (senang kenal dan bertemu denganmu)